BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Larutan penyangga sangat penting dalam
kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna,
fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan
bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah
dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah
manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga
harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Untuk menjaga pH larutan agar tidak
mengalami perubaha yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan
yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga
ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH
larutan tidak berubah.
Oleh karenanya, pada percobaan ini akan
digunakan larutan penyangga dari asam lemah (CH3COOH) dengan garam/basa
konjugasi(CH3COONa) dan digunakan basa lemah(NH3) dengan
garamnya/asam konjugasi(NH4Cl) untuk menunjukkan sifat-sifat larutan
penyangga
B.
Rumusan
masalah
Bagaimana
membuktikan sifat-sifat larutan penyangga ?
Tujuan Praktikum :
Mengamati perbedaan pH larutan penyangga dan bukan penyangga akibat penambahan sedikit asam/basa/pengenceran.
Mengamati perbedaan pH larutan penyangga dan bukan penyangga akibat penambahan sedikit asam/basa/pengenceran.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Larutan Buffer
Buffer
merupakan suatu sistem dalam larutan yang terdiri dari asam dan basa konjugasi
yang pH-nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan penambahan ion-ion OH-
atau H+. Biasanya larutan buffer terdiri atas campuran asam Bronsted
lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat dengan natrium
asetat atau campuran ammonium hidroksida dengan ammonium klorida
(Girindra,1993).
Larutan
penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan
nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari buffer ini seperti pH
buffer hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam atau basa. Buffer
yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan buffer basa memiliki pH
lebih dari 7. Buffer yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan
basa konjugatnya. Sedangkan buffer yang bersifat basa biasanya terbuat dari
basa lemah dan asam konjugatnya (Anonim A,2011).
Larutan
buffer dapat bersifat :
- Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan
penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7.
Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan
garammya – acapkali garam natrium.
Contoh yang
biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada
kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam
dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu
masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang
sama.
Anda dapat
mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau
dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
- Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan
penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang
bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali
yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan
amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding,
larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah
selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Alat dan bahan
1.
Alat
a. Kertas
lakmus
b. Pipet tetes
secukupnya
c. Tabung
reaksi secukupnya
d. Gelas kimia
1 buah
e. Silinder
ukur 1 buah
2. Bahan
a.
HCl 0,1 M
b.
NaOH 0,1 M
c.
CH3COOH 0,1 M
d.
CH3COONa 0,1 M
e.
NH3 0,1 M
f.
NH4Cl 0,1 M
g.
NaCl
h.
Aquades
B. Langkah kerja
1. Campurkan
15 ml CH3COOH 0,1 M dengan CH3COONa 0,1 M
2. Ukur
pH larutan campuran dengan kertas lakmus
3.
Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih kemudian
isi dengan campuran 2mL larutan CH3COOH
0,1 M dan 2 mL larutan CH3COONa 0,1 M, kocok dan periksalah pH-nya
dengan lakmus.
a. Masukan
2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b. Masukan
2 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
c. Masukan
2 tetes Aquades ke dalam gelas tabung reaksi 3
4. Ukur
pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal
5. Campurkan
15 ml NH3 dengan NH4Cl
6. Ukur
pH larutan campuran dengan indikator universal
7.
Siapkan 3 gelas beker yang bersih
kemudian isi dengan campuran 2 mL NH3 dan 2 mL NH4Cl, kocok
dan periksalah pH-nya dengan lakmus, kemudian :
a. Masukan
2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b. Masukan
2 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
c. Masukan
2 tetes Aquades ke dalam tabung reaksi 3
8. Ukur
pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal
9. Siapkan
3 gelas beker yang bersih kemudian isi dengan campuran 2 mL NaCl, kocok dan
periksalah pH-nya dengan lakmus, kemudian :
a. Masukan
2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b. Masukan
2 tetes NaOH 0,1 Mke dalam tabung reaksi 2
c. Masukan
2 tetes Aquades ke dalam tabung reaksi 3
10. Ukur
pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal !
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
pengamatan
Tabel 4.1
Pereaksi
|
pH awal
|
pH setelah penambahan
|
||
HCl
|
NaOH
|
Aquades
|
||
CH3COOH
+ CH3COONa
|
<7
|
<7
|
<7
|
<7
|
Tabel 4.2
Pereaksi
|
pH awal
|
pH setelah penambahan
|
||
HCl
|
NaOH
|
Aquades
|
||
NH3 + NH4Cl
|
>7
|
>7
|
>7
|
>7
|
Tabel 4.3
Pereaksi
|
pH awal
|
pH setelah penambahan
|
||
HCl
|
NaOH
|
Aquades
|
||
NaCl
|
Netral
|
<7
|
>7
|
7
|
B. Pembahasan
1. CH3COOH
+ CH3COONa (awal) "
pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + H2O
"
pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + HCl "
pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + NaOH"
pH <7 (asam)
2. NH3
+ NH4Cl (awal) "
pH >7 (basa)
NH3
+ NH4Cl + H2O "
pH >7 (basa)
NH3
+ NH4Cl + HCl "
pH <7 (asam)
NH3
+ NH4Cl + NaOH "
pH >7 (basa)
3. NaCl
(awal) "
pH 7 (netral)
NaCl +H2O "
pH 7 (netral)
NaCl + HCl "
pH < 7 (asam)
NaCl + NaCl "
pH >7 (basa)
C.
Kesimpulan
Dari tabel 4.1 diatas dapat
diketahui bahwa pH awal penyangga asam dari asam lemah CH3COOH dengan
garamnya CH3COONa adalah <7, setelah mengalami penambahan 5 tetes
asam kuat HCl maka pHnya berubah menjadi <7, kemudian pada penambahan 5
tetes basa kuat NaOH maka pHnya menjadi <7, dan pada penambahan 5 tetes aquades
maka pH tetep <7.
Pada tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa pH penyangga basa dari basa lemah NH3 dengan garamnya NH4Cl adalah>7,
setelah mengalami penambahan asam kuat HCl maka pHnya berubah menjadi <7,
kemudian pada penambahan basa kuat NaOH maka pHnya berubah menjadi >7 dan
pada penambahan aquades maka pHnya tetap . Akan tetapi sesuai dengan teori,
penambahan sedikit asam, sedikit basa ataupun dilakukan pengenceran maka pH
larutan tersebut tidak akan berubah.
Pada tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa pH penyangga dari NaCl adalah 7 atau netral, setelah mengalami
penambahan asam kuat HCl maka pHnya menjadi <7, kemudian penambahan basa
kuat NaOH maka pHnya berubah menjadi >7 dan pada penambahan aquades pHnya 7
(netral).
Karena NaCl awal bersifat
netral dan setelah pengenceran pH tidak berubah, maka NaCl merupakan larutan
penyangga, sedangkan NH3 + NH4Cl dan CH3COOH +
CH3COONa bukan larutan penyangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar