Minggu, 10 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga.
Untuk menjaga pH larutan agar tidak mengalami perubaha yang mencolok, digunakan zat-zat yang bersifat penyangga. Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
Oleh karenanya, pada percobaan ini akan digunakan larutan penyangga dari asam lemah (CH3COOH) dengan garam/basa konjugasi(CH3COONa) dan digunakan basa lemah(NH3) dengan garamnya/asam konjugasi(NH4Cl) untuk menunjukkan sifat-sifat larutan penyangga
B.      Rumusan masalah
Bagaimana membuktikan sifat-sifat larutan penyangga ?
Tujuan Praktikum :
Mengamati perbedaan pH larutan penyangga dan bukan penyangga akibat penambahan sedikit asam/basa/pengenceran.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Larutan Buffer
Buffer merupakan suatu sistem dalam larutan yang terdiri dari asam dan basa konjugasi yang pH-nya dipertahankan tidak berubah walaupun dengan penambahan ion-ion OH- atau H+. Biasanya larutan buffer terdiri atas campuran asam Bronsted lemah dan basa konjugasinya, misalnya campuran asam asetat dengan natrium asetat atau campuran ammonium hidroksida dengan ammonium klorida (Girindra,1993).
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari buffer ini seperti pH buffer hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam atau basa. Buffer yang bersifat asam memiliki pH kurang dari 7 sedangkan buffer basa memiliki pH lebih dari 7. Buffer yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan basa konjugatnya. Sedangkan buffer yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan asam konjugatnya (Anonim A,2011).
Larutan buffer dapat bersifat :
  • Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam natrium.
Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama.
Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.
  • Larutan penyangga yang bersifat basa
Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya.
Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Alat dan bahan
1.     Alat
a.      Kertas lakmus
b.     Pipet tetes secukupnya
c.      Tabung reaksi secukupnya
d.     Gelas kimia 1 buah
e.      Silinder ukur 1 buah
2.     Bahan
a.      HCl 0,1 M
b.     NaOH 0,1 M
c.      CH3COOH 0,1 M
d.     CH3COONa 0,1 M
e.      NH3 0,1 M
f.      NH4Cl 0,1 M
g.     NaCl
h.     Aquades

B.    Langkah kerja
1.       Campurkan 15 ml CH3COOH 0,1 M dengan CH3COONa 0,1 M
2.       Ukur pH larutan campuran dengan kertas lakmus
3.       Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih kemudian isi dengan campuran  2mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 2 mL larutan CH3COONa 0,1 M, kocok dan periksalah pH-nya dengan lakmus.
a.    Masukan 2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b.    Masukan 2 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
c.    Masukan 2 tetes Aquades ke dalam gelas tabung reaksi 3
4.       Ukur pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal
5.       Campurkan 15 ml NH3  dengan NH4Cl
6.       Ukur pH larutan campuran dengan indikator universal
7.       Siapkan 3 gelas beker yang bersih kemudian isi dengan campuran 2 mL NH3 dan 2 mL NH4Cl, kocok dan periksalah pH-nya dengan lakmus, kemudian :
a.   Masukan 2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b.   Masukan 2 tetes NaOH 0,1 M ke dalam tabung reaksi 2
c.   Masukan 2 tetes Aquades ke dalam tabung reaksi 3
8.     Ukur pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal
9.     Siapkan 3 gelas beker yang bersih kemudian isi dengan campuran 2 mL NaCl, kocok dan periksalah pH-nya dengan lakmus, kemudian :
a.      Masukan 2 tetes HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi 1
b.     Masukan 2 tetes NaOH 0,1 Mke dalam tabung reaksi 2
c.      Masukan 2 tetes Aquades ke dalam tabung reaksi 3
10.  Ukur pH pada ketiga larutan tersebut dengan indikator universal !
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil pengamatan
Tabel 4.1

Pereaksi

pH awal
pH setelah penambahan
HCl
NaOH
Aquades
CH3COOH + CH3COONa
<7
<7
<7
<7

Tabel 4.2

Pereaksi

pH awal
pH setelah penambahan
HCl
NaOH
Aquades
NH3 + NH4Cl

>7
>7
>7
>7
Tabel 4.3

Pereaksi

pH awal
pH setelah penambahan
HCl
NaOH
Aquades
NaCl
Netral
<7
>7
7

B.    Pembahasan
1.     CH3COOH + CH3COONa (awal) " pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + H2O " pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + HCl " pH <7 (asam)
CH3COOH + CH3COONa + NaOH" pH <7 (asam)
2.     NH3 + NH4Cl (awal) " pH >7 (basa)
NH3 + NH4Cl + H2O " pH >7 (basa)
NH3 + NH4Cl + HCl " pH <7 (asam)
NH3 + NH4Cl + NaOH " pH >7 (basa)
3.     NaCl (awal) " pH 7 (netral)
NaCl +H2O " pH 7 (netral)
NaCl + HCl " pH < 7 (asam)
NaCl + NaCl " pH >7 (basa)

C.      Kesimpulan
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa pH awal penyangga asam dari asam lemah CH3COOH dengan garamnya CH3COONa adalah <7, setelah mengalami penambahan 5 tetes asam kuat HCl maka pHnya berubah menjadi <7, kemudian pada penambahan 5 tetes basa kuat NaOH maka pHnya menjadi <7, dan pada penambahan 5 tetes aquades maka pH tetep <7.
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pH penyangga basa dari basa lemah NH3  dengan garamnya NH4Cl adalah>7, setelah mengalami penambahan asam kuat HCl maka pHnya berubah menjadi <7, kemudian pada penambahan basa kuat NaOH maka pHnya berubah menjadi >7 dan pada penambahan aquades maka pHnya tetap . Akan tetapi sesuai dengan teori, penambahan sedikit asam, sedikit basa ataupun dilakukan pengenceran maka pH larutan tersebut tidak akan berubah.
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa pH penyangga dari NaCl adalah 7 atau netral, setelah mengalami penambahan asam kuat HCl maka pHnya menjadi <7, kemudian penambahan basa kuat NaOH maka pHnya berubah menjadi >7 dan pada penambahan aquades pHnya 7 (netral).
Karena NaCl awal bersifat netral dan setelah pengenceran pH tidak berubah, maka NaCl merupakan larutan penyangga, sedangkan NH3 + NH4Cl dan CH3COOH + CH3COONa bukan larutan penyangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar